Indonesia merupakan Negara yang terkenal dengan
keanekaragamannya. Salah satu keanekaragaman itu, dapat dilihat dari begitu
beragamnya pakaian adat untuk setiap daerah di Indonesia. Namun yang menarik dari keanekaragaman ini,
terlihat sebuah aksesori yang sama sama dipergunakan dalam beberapa pakaian
adat. Aksesori yang dimaksudkan adalah selendang. Bukan hanya dalam pakaian
adat, selendang di Indonesia juga sering dipergunakan sebagai pelengkap dalam
tarian adat. Bahkan selendang menjadi bagian cerita rakyat di Indonesia,
membuat selendang menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan
Indonesia.
Menurut Wikipedia, Selendang
adalah kain pakaian sederhana, dipakai secara longgar di atas bahu, tubuh
bagian atas dan lengan, kadang-kadang juga di atas kepala. Biasanya berupa
sehelai kain persegi panjang, sering dilipat untuk membuat segitiga tetapi juga
bisa memang berbentuk segitiga dari awal.
Banyak yang mengira, bahwa penggunaan selendang berasal
dari masuknya Islam di Indonesia, namun sebenarnya selendang merupakan budaya
bangsa Kashmir (India) yang dibawa ke
Indonesia pada saat perkembangan kerajaan Hindu Budha di Indonesia. Kashmir
sendiri merupakan sebuah wilayah di utara sub-benua
India. Kashmir dalam sejarah digambarkan sebagai sebuah lembah di selatan
dari ujung paling barat barisan Himalaya. Daerah yang relatif rendah dan sangat subur,
dikelilingi oleh gunung yang luar biasa dan dialiri oleh banyak aliran dari
lembah-lembah. Dengan Iklim yang dingin ini, bangsa Kashmir memproduksi
selendang dari berbagai bahan, bahkan dari bulu binatang. Dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan perkembangan teknologi, selendang dibuat dengan corak, warna
bahkan bahan berbeda.
Dimulai sekitar abad ke 4 hingga 16, melalui aktivitas
perdagangan (disaat masa-masa kerajaan Hindu Budha), Indonesia menerima budaya
budaya baru (selendang). Pada masa inilah dapat dikatakan sebagai awalnya selendang
menjadi bagian dari budaya Indonesia. Bukti penggunaan Selendang ini
diperlihatkan di beberapa pakaian adat di Indonesia, seperti Sumatra, Jawa
hingga Maluku. Gambaran gambaran tokoh pewayangan yang tampil bersama selendang
juga membuktikan bahwa sudah sejak
dahulu budaya berselendang sudah ada di Indonesia. Bahkan masyrakat NTT
mewarisi tenunan selendang secara turun temurun yang dipergunakan dalam pakaian
adatnya. Diketahui juga, bahawa di beberapa daerah di Indonesia selendang
menjadi sebuah karya yang menjadi identitas bagi daerah tertentu misalnya saja
ulos di Sumatra Utara atau selendang batik di pulau Jawa.
Sumber: google picture- Putri Indonesia
2011dengan busana nasional bertema "The Beauty of Wayang Golek" dalam
ajang Miss Universe 2011. Busana nasional dari Indonesia. Busana ini merupakan
rancangan Guruh Soekarno Putra yang diproduksi oleh Guruh Soekarno Persada
Batik and Craft.
Kemudian dalam perkembangannya dari jaman ke jaman, selendang
menjadi aksesori yang bukan hanya
sebagai pelengkap dari pakaian adat tapi akhirnya berkembang dan menginspirasi
manusia menjadikan selendang sebagai pelengkap yang dipakai dalam busana pesta atau
dalam acara non formal lainnya. Penggunaan selendang sebagai pelengkap busana
pesta sendiri sudah diperlihatkan oleh bangsa Eropa pada abad ke 19. Bisa jadi
budaya barat turut mempengaruhi perkembangan budaya berselendang di Indonesia. Begitu
juga ketika masuknya Islam di Indonesia memberikan pengaruh lebih pada
penggunaan selendang yang tidak lagi di selempangkan di bahu dan lengan, tapi
juga dijadikan sebagai penutup aurat wanita Indonesia.
Perkembangan ini juga bukan hanya dilakukan oleh
masyarakat di daerah tertentu di Indonesia. Selain pengrajin tenun selendang,
saat ini beberapa perancang seperti Samuel watimena dan Ghea S. Panggabean
juga turut mengangkat budaya berselendang dalam rancangannya. Hal ini tentunya memberikan nilai lebih bahwa
budaya berselendang dan ketrampilan pembuatannya tentunya merupakan warisan
bagi masyarakat Indonesia yang wajib dilestarikan dan menjadi citra diri
Indonesia di masa akan datang.
Sumber:
google picture
penulis : Nirmala Nz | @NirmalaNz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar