Berwisata
ke suatu tempat belum lengkap rasanya tanpa mencicipi makanan khas daerah
itu. Kadang-kadang sepiring hidangan dapat bercerita banyak hal tentang
kehidupan masyarakat setempat mulai dari selera, budaya, hingga semangat hidup
mereka. Kali ini saya akan menceritakan makanan khas Yoyakarta. Apabila kita menyebut Kota Yogyakarta tentu tidak akan jauh dari yang
namanya wisata kuliner dengan berbagai macam hidangan dan makanan khas daerah
Yogyakarta yang tersedia. Melalui rangkaian liputan di bawah ini, kami mengajak
anda untuk 'bertamasya lidah'.
1. ANGKRINGAN LIKMAN
Siapa yang tidak tahu angkringan? Makanan khas yang dijual di gerobak dengan menjual berbagai lauk sederhana dengan harga sangat muurraaah. Kali
ini saya akan berbicara tentang Angkringan Lik Man yang dikelola oleh putra
Mbah Pairo, penjual angkringan pertama di Yogyakarta. Angkringan Lik Man merupakan angkringan legendaris, sebab pedagangnya adalah generasi awal pedagang angkringan di Yogyakarta yang umumnya berasal dari Klaten. Lik Man yang bernama asli Siswo Raharjo merupakan putra Mbah Pairo, pedagang angkringan pertama di Yogyakarta yang berjualan sejak tahun 1950-an. Warung berkonsep angkringan yang dulu disebut 'ting ting hik' diwariskan kepada Lik Man tahun 1969. Sejak itu, menjamurlah angkringan-angkringan lain hingga sekarang. Begitu sampai di angkringan yang buka pukul 18.00 ini, anda bisa memesan bermacam minuman yang ditawarkan, panas maupun dingin.
Menjual :
makanan : Jajanan sederhana yang menjual nasi, lauk dan
sambal dan sejumlah makanan kecil seperti gorengan . Yang cukup terkenal adalah sego kucing berlauk oseng tempe dan sambal teri hingga gorengan dan jadah (makanan dari ketan yang dipadatkan berasa gurih) bakar. Lauk pauk yang menjadi lebih lezat ketika dibakar adalah mendoan (tempe goreng tepung), tahu susur, tempe bacem, endas (kepala ayam) dan tentu saja jadah. yummy!
minuman : Minuman khas angkringan seperti teh hangat manis. Angkringan Li Manm memiliki minuman khas, namanya Kopi Joss. Pilihan kopi ini disajikan panas dengan diberi arang. Kelebihan kopi itu adalah kadar kafeinnya yang rendah karena dinetralisir oleh arang. Tak usah khawatir penambahan arang hanyalah mitos, sebab Kopi Joss lahir dari penelitian mahasiwa Universitas Gadjah Mada yang kebetulan sering nongkrong di Angkringan Lik Man.
Harga :
Sego kucing di Angkringan Lik Man hanya seharga Rp 1.000,00. Murah bukan? tak kalah lezat dengan masakan lainnya sebab nasinya pulen dan oseng tempe dan sambal terinya berbumbu pas. Menikmati sego kucing yang selalu disajikan dalam keadaan hangat dengan lauk gorengan atau sate telur selain lezat juga tak menguras uang.
Lokasi :
Angkringan Lik Man yang terletak di sebelah utara Stasiun Tugu menjadi salah satunya. Anda bisa berjalan ke utara dari arah Malioboro atau Stasiun Tugu hingga menemukan jalan kecil ke arah barat, kemudian berbelok. Tak jauh dari belokan, tepatnya di sebelah kiri jalan ada dua buah bakul yang dihubungkan dengan bambu, anglo dengan arang yang membara, serta deretan gelas yang ditata.
Menurut
beberapa sumber, angkringan ini pernah menjadi tempat melewatkan malam sejumlah
tokoh terpandang di Indonesia. Tahukah anda sebuah tempat di Yogyakarta tempat
mahasiswa, wartawan, seniman, budayawan, tukang becak, pengusaha, dan para
pejabat negara tokoh terkemuka bisa berbincang santai? Sejumlah tokoh terpandang telah menjadikan Angkringan Lik Man sebagai tempat menikmati malam. Ada Butet Kertarajasa, Djaduk Ferianto, Emha ainun Nadjib, Bondan Nusantara hingga Marwoto. Maka, tak seharusnya anda melewatkan suasana malam kota Yogyakarta tanpa berkunjung ke Angkringan Lik Man.
2. PECEL BAYWATCH
Saat
pertama kali mendengar nama pecel ini saya langsung teringat sebuah film seri jaman dulu tentang para penjaga pantai. Tapi pecel yang satu bukan penjaga
pantai dan bahkan penjualnya pun bukan seorang yang seksi seperti penjaga
pantai sebagaimana mestinya. Kenapa pecel di tempat ini dijuluki Pecel Baywatch? hal itu karena Mbah Warno dan asistennya selalu mengenakan sejenis baju yang disebut kaus kutang. Pakaian yang sangat nyaman untuk dikenakan di tengah udara pedesaan Kasongan Bantul yang kering dan panas. Walau penjual pecel ada dimana-mana, Pecel Baywatch tetap menawarkan sesuatu yang lain bagi anda. Sebuah kombinasi kelezatan makanan, suasana pedesaan yang kental, dan keramahan Mbah Warno "Anderson".
Menjual :
Mbah Warno menjajakan menu utama
pecel dengan beragam lauk sebagai pengiringnya. Mulai dari lele dan belut
goreng kering, tahu bacem, mangut belut (belut bersantan yang dibumbui cabai),
hingga bakmi goreng. Seporsi pecel, lele goreng, dan tahu bacem seolah
menantang untuk secepatnya dinikmati. Terdapat empat jenis sayuran dalam
hidangan berlumur bumbu kacang ini yakni daun bayam, daun pepaya, kembang turi,
dan taoge. Kita akan disergap rasa manis dari bumbu kacang yang menggelitik
lidah. Saat menguyah kembang turi yang agak getir, rasa manis tadi berpadu
sehingga menghasilkan kelezatan yang sulit diungkapkan. Pecel dengan kembang
turi merupakan ciri khas pecel "ndeso". Jaman sekarang sudah sulit
untuk menemukan penjual pecel seperti ini. Konon kembang turi memiliki khasiat
meringankan panas dalam dan sakit kepala ringan.
Lokasi:
Warung Mbah Warno terletak di daerah Kasongan, tepatnya berada di jalan menuju Gunung Sempu. Warung yang sudah berdiri sejak 35 tahun lalu ini sangat sederhana. Papan nama warung pecel Mbah Warno ini hanya berukuran 30 x 20 cm2 yang pasti terlewat jika tak benar-benar memperhatikannya.
3. SOTO SULUNG STASIUN TUGU
Didirikan sejak tahun 1968, soto di sini menjadi kuliner yang digemari karena kelezatannya yang mampu membuat para pelanggannya tetap setia. Buka mulai dari pukul 09.00-21.00 WIB dengan menu soto daging dan soto campur yang sangat dahsyat!
Menjual :
Soto Sulung Stasiun Tugu menawarkan soto daging dan soto daging campur jeroan. Daging dan jeroan yang menjadi isian dari soto ini berbeda dengan soto-soto di tempat lain. Dengan dua kali pengolahan, dagingnya terasa empuk, tidak amis dan bumbu meresap sempurna. Jeroan yang jadi isian di soto campur tidak berbau dan empuk, kelezatannya sama dengan soto daging itu sendiri. Kuah sotonya yang pekat dan bumbunya yang kuat terasa, membuat soto sulung ini begitu lezat. Lidah kita akan dimanja dengan kuah hangatnya yang sangat menggiurkan. Dengan perasan jeruk nipis dan sambal yang dibuat encer, rasa dari soto ini akan lebih nikmat. ang unik dari soto sulung ini adalah nasinya.
Harga :
Bukannya dihidangkan langsung di piring, nasi di sini dibungkus kecil-kecil dengan harga Rp 500/bungkus. Kita dengan bebas bisa tambah nasi tanpa perlu malu. Nasi dan segala cemilan di sini olahan sendiri loh. Daging, nasi, dan krupuknya dibuat terlebih dahulu di malam hari oleh masing-masing anggota keluarga yang bertugas, lalu paginya tinggal di kirim ke Soto Sulung Stasiun Tugu dan cabang-cabang yang lain.
Lokasi :
Soto
Sulung Stasiun Tugu adalah soto sulung yang paling legendaris di jantung Kota
Jogja, kawasan Malioboro.
4. LOTEK DAN GADO-GADO BU NING
Menurut saya, lotek dan gado-gado Bu
Ning adalah legenda.
Menjual :
makanan : Selain lotek dan gado-gado yang nikmat dengan bumbu kacang halus yang khas dan menggoda selera. Berbagai menu lain juga ada, seperti soto ayam, nasi liwet, nasi goreng jawa, ayam goreng kremes, dan masih banyak lagi. Tiga cobek besar menjadi ciri khasnya. Ketika masuk ke warung Bu Ning kita akan langsung melihat tiga cobek besar berdiameter sekitar 80 cm berjajar. Di cobek-cobek besar itulah Bu Ning dan karyawannya membuat bumbu kacang dan meracik lotek dan gado-gado pesanan para pelanggan. Jika waktu makan siang tiba dan pelanggan mulai ramai berdatangan, maka bisa langsung diracik 5-10 porsi lotek atau gado-gado di dalam cobek besar tersebut. Namun meski dibuat dalam porsi besar, tak perlu khawatir Anda akan kehilangan cita rasanya.
minuman : Bermacam-macam minuman pun ada, mulai dari teh dan jeruk, es campur, es teler, es kelapa muda, sampai aneka jus juga tersedia.
Harga :
Harga makanan di warung ini juga terbilang murah, berkisar antara Rp 8.000 - Rp 12.000. Semua minuman yang dijual di warung Bu Ning seharga Rp 1.000 - Rp 7.000 saja.
Lokasi :
Warung Bu Ning terletak beberapa
puluh meter dari Lapas Wirogunan, Tamansiswa, Yogyakarta. Warung ini bisa
dicapai sekitar 10 menit saja dari Malioboro atau Kraton Jogja.
Bagi yang
sedang berlibur di sekitar sana, lotek dan gado-gado Bu Ning bisa jadi pilihan
tepat sebagai menu makan siang. Tak jarang ternyata para turis asing singgah ke warung Bu Ning ini. Mereka ingin merasakan pula "salad" khas
Indonesia. Terkadang ada juga ‘bule-bule’ yang turun langsung membuat lotek
atau gado-gado pesanan mereka. Kata Mas Iwan, anak pertama Bu Ning, para turis
asing ini terkesima dengan cobek-cobek besar yang menjadi ciri khas warung
makan ibunya itu. Mereka pun kemudian ingin belajar sendiri meracik lotek atau
gado-gado sesuai keinginannya.
selamat mencoba :)
@fialuthfi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar